Universitas Muhammadiyah Surakarta : Pertama kalinya, praktik Microteaching Daring







Solo, Jawa Tengah - Untuk pertama kalinya, praktik mengajar mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), yang mengambil mata kuliah Microteaching semester enam dilakukan secara daring di tengah pandemi Covid-19. Praktik mengajar dalam skala kecil yang dilakukan dengan maksimal berdurasi 15 menit ini adalah mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang mengambil Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Program Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 nantinya. Jika biasanya praktik mengajar dilakukan di Laboraturium Microteaching, kali ini harus dilakukan dengan mengunggah video mengajar di Rumah pada laman youtube pribadi dengan tetap mentaati prosedur microteaching yang sudah disepakati pada awal perkuliahan. Tidak hanya itu, konsultasi perangkat pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka, karena adanya pandemi juga harus dilakukan via online dengan mengirim dokumen melalui email. Praktik mengajar (Microteaching) ini tetap dilakukan disertai dengan minimal tiga orang yang bertugas menjadi siswa. Video mengajar yang sudah di unggah pada laman youtube kemudian akan diobervasi oleh mahasiswa lain yang bertugas sebagai observer dan dosen pengampu untuk menilai bagaimana ketepatan dalam melaksanakan praktik mengajar. Adanya pelaksanaan microteaching daring ini merupakan momentum yang langka. Untuk memanfaatkan momentum langka ini, pihak pengelola Micro Teaching Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan juga membuat “Lomba Rekayasa Pembelajaran Luaran Mata Kuliah Micro Teaching Berbasis HOTS di Tengah Pandemi Covid - 19  dengan mengunggah video praktik mengajar dengan menggunakan media pembelajaran sekreatif mungkin ke laman fkip.ums.ac.id . Lomba ini boleh diikuti oleh seluruh mahasiswa S1 program studi FKIP UMS yang sedang menempuh mata kuliah microteaching. 
Tetapi pelaksanaan microteaching daring ini juga pasti memiliki kendala yang cukup banyak dibandingkan praktik mengajar yang biasanya dilakukan di Laboratium Microteaching Universitas Muhammadiyah Surakarta. "dilaksanakannya microteaching daring ini memiliki nilai positif dan negatif nya, jika biasanya praktik mengajar dilakukan dengan menggunakan berbagai fasilitas penunjang, kali ini kami harus mengajar dengan fasilitas yang seadanya. Selain itu koneksi internet di Rumah yang buruk membuat susah ketika mengunggah video mengajar di youtube". ungkap Salma Fitriyani salah satu mahasiswa yang mengambil mata kuliah microteaching. Buruknya koneksi internet di berbagai daerah merupakan salah satu kendala yang harus dihadapi oleh mahasiswa yang melakukan pembelajaran daring. Namun, banyak mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan UMS juga mendapatkan nilai positif dengan adanya microteaching daring ini yaitu dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas dalam memanfaatkan berbagai media untuk menunjang adanya wacana pembelajaran daring yang sudah digaungkan sejak lama. Pihak FKIP juga tetap mengevaluasi dan meningkatkan pembelajaran daring di UMS agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. 

Komentar